Bisakah aku mengatakan bahwa aku membencinya?
Seseorang mengatakan bahwa bahagia dan luka tidak selamanya.
Tapi, nyatanya aku tidak tahan dengan prosesnya.
Aku membca kembali pesan-pesan itu.
Padahal, aku berjanji untuk tidak membuka kembali ruang cinta yang kini telah tiada.
Menghapusnya saja aku tidak rela. Entah, bagaimana denganmu. Namun, sepertinya kau sudah ikhlas dengan segalanya.
Harus kukatakan bahwa aku membenci malam.
Harus pula kukatakan bahwa aku membenci menulis segala tentangmu disini.
Semakin aku mencoba berhenti, semakin aku menggebu, bingung, dan gelisah.
Haruskah aku mengatakannya saja padamu? ruang itu masih terbuka lebar untukku menulis beribu-ribu kata, yang entah kau membukanya atau tidak.
Kau berujar bahwa, “hari ini akan terlewati” tapi aku masih terus tertatih dengan semua hal yang pernah terjadi.
Kau juga berkata jika ada jalannya kita akan kembali dipertemukan semesta.
Tapi, dapatkah aku meminta memang harus seperti itu jalannya?
-Smd, 6 Nov 22