Philia Erōtikē

Aku ragu tulisan ini terlalu terburu-buru untuk disiarkan. Tetapi, rasa bahagiaku saat ini sudah tidak cukup untuk aku rasakan sendirian.

septiwhyy
2 min readDec 3, 2023

Delapan tahun lamanya kami tak bersua, malam itu ia mengajakku pergi makan malam setelah tiga hari bertegur sapa lewat ruang pesan WhatsApp.

Sembari membawa urusan kerjaan di atas meja, kami bercerita bahkan kembali tertawa pada kisah semasa sekolah hingga bagaimana kehidupan kami sekarang.

Aku mendengar kembali tawanya. Suaranya tak berubah dengan signifikan dan lelucon yang masih saja terdengar garing.

Senyumnya masih sama seperti saat kami berumur 15 tahun, dan aku menikmati momen itu kembali tepat di hadapanku. Hanya ada aku, senyumnya menatap mataku, dan itu hanya terfokus pada diriku.

Menyebut bahwa kami bersahabat rasanya tidak sedekat itu. Semasa sekolah beberapa kali kami bertemu dalam satu kelompok yang sama. Menjadi alasan mengapa tulisan ini berjudul Philia Erōtikē.

Satu kebahagian ini menggantikan kesedihan sebelumnya. Aku tak pernah menduga bahwa kami akan kembali bersua hingga akhirnya kami tidak tahan pada perasaan yang terkubur sejak lama.

Dengan umur dan pola pikir yang dewasa, kami tidak menggebu-gebu soal perasaan. Kami bukan lagi siswa SMP yang masih bau matahari dan hanya memikirkan uang saku akan dihabiskan kemana.

Selalu ada rasa tidak percaya bahwa laki-laki ini sekarang bisa aku genggam, bersandar di bahunya, mencium wangi parfumnya, melihat senyum manisnya, dan mendengar kembali tawanya kapanpun aku mau.

Aku bingung berterima kasih kepada siapa setelah tuhan. Situasi ini terlalu sulit diungkapkan hingga aku pun tidak punya banyak kata-kata untuk mengekspresikan perasaan ini.

Aku berterima kasih bahwa hadir dirinya di penghujung tahun ini menambah rasa syukur atas rasa bahagia yang kini selalu kurasakan.

Meskipun dengan rasa tidak percaya dan ketidakyakinan bahwa aku bisa sepenuhnya memilikinya, aku berharap kehadiranku akan selalu terpatri di setiap lembar kehidupannya.

Akan kukatakan pada pendengar setiaku;

Bu, laki-laki ini tidak pernah kubayangkan kehadirannya. Tetapi, hati kecilku pernah mengaguminya.

Bu, laki-laki ini adalah suatu keajaiban yang hadir dan memberikan semua yang tidak pernah aku rasakan secara emosional oleh laki-laki lain.

Sekali lagi bu, aku merasa nyaman berada di sampingnya, sama seperti delapan tahun lalu.

~4 Desember ’23~

--

--